Ilmu Teknologi Baru - Aktivis SEO pasti sudah mengetahui bahwa Google menggunakan sekitar 200 faktor dalam menentukan ranking sebuah website pada hasil pencarian mereka. Apa saja faktor-faktor itu? Beberapa pelaku SEO memberikan pendapat yang kontroversi, ada yang terbukti, dan ada juga yang hanya spekulasi. Menurut sebuah artikel yang dimuat di situs Backlinko.com, inilah 200 faktor yang mempengaruhi ranking website di Google.
Kencangkan ikat pinggang dan ambil camilan karena artikel ini akan cukup panjang. Check this out!
A. Domain Factors
1. Umur Domain; Pada sebuah video yang dirilis oleh Matt Cutts (head spam of Google) disebutkan bahwa usia domain berpengaruh dalam penentuan ranking website di Google, tapi pengaruhnya tidak terlalu besar.
“The difference between a domain that’s six months old verses one year old is really not that big at all.” ~ Matt Cutts
2. Kata Kunci Muncul di Top Level Domain; Pengaruhnya tidak terlalu besar seperti yang terjadi pada SEO di masa lalu, namun keywords di dalam domain akan memberikan sinyal bahwa sebuah domain relevan dengan kata kunci tersebut. Saat ini masih banyak yang menggunakan keywords dalam domain mereka.
3. Kata Kunci Berada Pada Kata Pertama Dalam Domain; Seperti yang pernah disebutkan dalam artikel SEO MOZ, domain yang memuat kata kunci pada kata pertama dalam domain memiliki keunggulan dari sisi SEO dibandingkan dengan domain yang tidak terdapat kata kunci pada root domainnya atau meletakkan keyword di tengah/ akhir domain.
4. Rentang Pendaftaran Domain di Registrar; Biasanya domain yang punya value akan didaftarkan dalam rentang waktu yang cukup panjang, misalnya 3 – 5 tahun sekaligus. Tidak seperti domain untuk website doorway yang biasanya didaftarkan tidak lebih dari satu tahun saja.
“Valuable (legitimate) domains are often paid for several years in advance, while doorway (illegitimate) domains rarely are used for more than a year. Therefore, the date when a domain expires in the future can be used as a factor in predicting the legitimacy of a domain”. ~ Google’s Patent
5. Kata Kunci Pada Nama Subdomain; Berdasarkan Moz panel, kata kunci yang terdapat pada subdomain akan berpengaruh pada SEO sebuah website, misalnya subdomain keyword.maxmanroec.com.
6. Sejarah Kepemilikan Domain; Sejarah kepemilikan sebuah domain bisa berpengaruh pada SEO. Beberapa situs untuk mengecek kepemilikan situs, seperti Who.is akan memberikan informasi kepemilikan sebuah domain ke Google dan Google bisa saja me-reset history atau sejarah domain tersebut, misalnya meniadakan backlink yang pernah merujuk ke domain tersebut.
7. Exact Match Domain (EMD); Beberapa waktu yang lalu pihak Google memberikan penalty pada situs dengan domain EMD, namun ini hanya berlaku pada situs yang kualitasnya buruk. Jika Anda membangun website yang berkualitas baik dengan konten yang bermanfaat, EMD tetap akan memberikan keuntungan dari sisi SEO.
8. Private vs Public WhoIs; WhoIs yang disetting Private adalah sebuah indikasi bahwa ada sesuatu yang “disembunyikan”. Menurut Matt Cutts mengaktifkan private WhoIs tidak otomatis berakibat buruk pada website. Tapi ini bisa berpengaruh pada ‘Trust’ customer ataupun search engine sendiri pada sebuah website.
“…When I checked the whois on them, they all had “whois privacy protection service” on them. That’s relatively unusual. …Having whois privacy turned on isn’t automatically bad, but once you get several of these factors all together, you’re often talking about a very different type of webmaster than the fellow who just has a single site or so.” ~ Matt Cutts
9. Nama Pemilik Domain Terkena Penalty: Google bisa mengetahui nama pemilik sebuah website dengan bantuan WhoIs (atau mungkin dengan software mereka sendiri). Nah jika Google mengidentifikasi seseorang adalah SPAMMER, ini bisa mengakibatkan nama pemilik domain tersebut terkena penalty, tentunya setelah Google melakukan penelitian pada beberapa domain yang dimiliki oleh nama tersebut.
10. Country TLD Extension; Memiliki domain dengan ekstensi negara tertentu, misalnya .co.id, .us, .it, akan membantu meningkatkan ranking website tersebut di negara tertentu, tapi akan membatasi kemampuan website tersebut untuk ranking secara global.
B. Page-Level Factor
11. Kata Kunci di Title Tag; Selain konten, Title Tag atau judul halaman website adalah salah satu hal yang sangat penting dalam SEO. Title tag bisa berpengaruh besar pada kekuatan SEO sebuah halaman website.
12. Titel Tag dimulai dengan Kata Kunci; Menurut data yang ditunjukkan oleh Moz, Title Tag yang dimulai dengan kata kunci yang dibidik cenderung memberikan hasil lebih baik daripada judul dengan kata kunci di akhir Title Tag.
13. Kata kunci dalam Tag Description; Deskripsi halaman website yang mengandung kata kunci adalah relevansi lain yang perlu kita perhatikan. Memang tidak terlalu banyak memberikan pengaruh, tapi akan membuat perbedaan yang lebih baik.
14. Penambahan Kata kunci pada H1 Tag: tag H1 adalah “Title tag kedua” yang akan membantu memberikan sinyal kepada Google bahwa sebuah halaman website relevan dengan topik tertentu, baca studi korelasinya di sini.
15. Kata Kunci Digunakan dalam Dokumen: Menambahkan kata kunci pada setiap dokumen di dalam halaman website juga akan memberikan sinyal bahwa dokumen tersebut relevan dengan keywords tertentu. Misalnya menambahkan kata kunci pada gambar atau file Pdf di dalam halaman website.
16. Konten yang Panjang; Artikel konten dengan jumlah kata yang lebih banyak dan luas lebih disarankan dibandingkan dengan artikel dangkal yang pendek. Menurut SERPIQ, konten yang panjang dan dalam lebih diuntungkan dalam SERP Google.
17. Kerapatan Keywords; Kerapatan kata kunci masih diperhitungkan oleh Google dalam menentukan relevansi sebuah halaman terhadap sebuah topik. Namun jangan menggunakannya berlebihan karena justru bisa merusak SEO halaman website Anda.
18. Laten Semantic Indexing Keywords dalam Konten (LSI); Hingga saat ini LSI keywords masih punya peranan dalam SEO. LSI keywords membantu search engine dalam mengenali keywords yang memiliki makna lebih dari satu, misalnya buah Apple vs perusahaan Apple.
19. LSI Keyword dalam Title dan Description Tags; Sama halnya seperti pada konten halaman Web, LSI keyword pada Title dan Description Tags bisa membantu Google membedakan keywords yang memiliki sinonim. Ini juga bertindak sebagai sinyal relevansi.
20. Kecepatan Loading Halaman Web via HTML; Mesin pencari Google dan Bing menggunakan kecepatan loading halaman website sebagai salah satu faktor penentuan peringkat sebuah halaman. Spider mesin pencari dapat mengestimasi berapa kecepatan sebuah website berdasarkan kode halaman website dan juga besar file di website tersebut.
21. Duplikat Konten; Konten yang identik atau hanya dimodifikasi sedikit saja bisa memberikandampak negatif pada sebuah website di mesin pencari.
22. Rel = Canonical: Gunakan tag ini dengan cara yang benar. Penggunaan tag ini akan membantu mencegah Google menganggap ada duplikat konten pada sebuah website. Baca lebih lanjut di SINI.
23 Kecepatan Halaman di Chrome; Google juga bisa menggunakan data dari para pengguna browser Google Chrome untuk mendapatkan data tentang kecepatan loading sebuah website, penggunaan CDN, dan kecepatan web yang terkait dengan non HTML lainnya.
24. Optimasi Gambar; Dengan menambahkan keyword pada Alt, judul, deskripsi pada gambar, maka ini akan mengirim sinyal ke mesin pencari bahwa gambar tersebut relevan untuk kata kunci tertentu.
25. Recency of Content Updates; Update Google Caffein menyukai konten yang selalu uptodate, terutama untuk konten berita yang terbaru dan banyak dicari. Google biasanya menampilkan tanggal update terakhir pada sebuah halaman website tertentu.
26. Besaran Update Konten; Besarnya suntingan dan perubahan pada sebuah halaman website merupakan salah satu faktor penting. Menambahkan atau menghapus bagian tertentu dari halaman website lebih berpengaruh ketimbang hanya mengganti beberapa kata atau kalimat saja.
27. History Update Halaman: Google juga mempertimbangkan kesegaran konten dalam sebuah website. Seberapa sering website tersebut diupdate dari waktu ke waktu, apakah setiap hari, minggu, bulan, atau setiap tahun?
28. Keyword Prominence; Menambahkan kata kunci pada 100 kata pertama di awal paragraf akan menjadi sinyal kuat bahwa konten tersebut relevan dengan topik tertentu.
29. Kata kunci dalam H2 & H3; Memasukkan kata kunci yang relevan pada subheading H2 atau H3 bisa menjadi sinyal tambahan bahwa konten relevan untuk topik tertentu.
30. Keyword Word Order; Pencarian dengan kata kunci exacth match yang terdapat di dalam konten biasanya lebih baik dibanding menggunakan kata kunci yang agak berbeda. Misalnya user mengetikkan kata kunci “Strategi jitu membangun backlink”, halaman web yang teroptimasi dengan kata kunci “Strategi jitu membangun backlink” akan lebih baik rankingnya dibandingkan dengan halaman yang teroptimasi dengan keyword “Membangun backlink dengan strategi jitu”. Itulah sebabnya mengapa riset kata kunci sangat penting.
31. Kualitas Outbound link: Memberikan link ke Authority site yang topiknya relevan dianggap dapat meningkatkan trust Google kepada sebuah website.
32. Outbound link Theme; Menurut Moz, mesin pencari seperti Google bisa menganggap website Anda relevan dengan website yang Anda berikan link. Misalnya, website Anda tentang internet marketing lalu memberikan link ke website yang isinya tentang furniture, ini bisa saja memberikan sinyal ke Google bahwa website Anda tentang Furnitur bukan tentan internet marketing.
33. Grammar & Spelling; Tata bahasa dan ejaan ternyata juga masuk dalam perhitungan dalam penentuan ranking di Google. Sebaiknya gunakan selalu tata bahasa dan ejaan yang baku untu konten website Anda.
34. Konten Sindikasi; Apakah konten di blog/ website Anda unik/ original? Jika konten Anda berasal dari hasil scraping atau disalin dari halaman website lain yang sudah terindeks di Google, bisa dipastikan konten Anda tidak akan mendapatkan posisi yang baik di mesin pencari.
35. Konten Tambahan yanng Bermanfaat; Menurut Google Rater Guidelines, konten tambahan yang bermanfaat merupakan indikator kualitas sebuah halaman website. Misalnya tools pengkonversi mata uang, kalkulator bunga kredit dan resep yang interaktif.
36. Jumlah Outbound Link: Terlalu banyak OBL dengan rel dofollow bisa mengakibatkan ‘KEBOCORAN’ Page Rank, dan ini bisa merusak posisi halaman website di SERP Google.
37. Multimedia; Menambahkan gambar, video dan elemen multimedia lainnya bisa menambah kualitas konten.
38. Jumlah Internal Link ke Halaman Tertentu; Jumlah internal links ke salah satu halaman di dalam website Anda menunjukkan bahwa halaman itu penting dan masih berhubungan topiknya.
39. Kualitas Internal Link Menuju Halaman Tertentu: Internal link dari halaman yang memiliki otoritas pada sebuah domain memiliki efek lebih kuat dari halaman tanpa atau PR rendah.
40. Broken Link: Jangan biarkan ada broken link di website Anda. Terlalu banyak broken link adalah salah satu tanda bahwa website tersebut diabaikan. Google Rater Guidelines Document menggunakan broken link sebagai salah satu indikator dalam menilai kualitas sebuah website.
41. Reading Level; Google bisa memperkirakan tingkat kemudahan membaca sebuah konten dalam halaman website. Tapi masih banyak perdebatan tentang apa yang mereka lakukan pada informasi tersebut.
Beberapa orang mengatakan konten yang mudah dibaca visitor (basic level) bisa membantu SEO karena lebih menarik dibaca. Menurut Linchpin SEO, reading level salah satu faktor yang membedakan antara web berkualitas dengan pabrik konten.
42. Link Afiliasi: Memasukkan link Afiliasi di halaman website tidak akan menyakiti peringkat website Anda di SERP. Jika link Affiliasi agak banyak di dalam website, algoritma Google mungkin akan memperhatikan kualitas website Anda dari sisi yang lain untuk memastikan bahwa website Anda bukanlah situs abal-abal.
43. Kesalahan HTML / validasi W3C; Banyaknya kesalah HTML atau coding yang ceroboh merupakan tanda bahwa kualitas website tersebut tidak diperhatikan. Walaupun masih pro dan kontra, banyak pelaku SEO yang mengatakan bahwa validasi W3C merupakan salah satu sinyal penting dalam SEO.
44. Domain Authority Website; Halaman website yang memiliki domain authority yang tinggi akan mendapat prioritas di SERP Google dibandingkan dengan website yang domain authority nya rendah.
45. PageRank website; Walaupun bukan acuan, tapi umumnya halaman website yang memiliki PR tinggi cenderung mendapatkan ranking yang lebih baik di SERP Google dibanding halaman website yang PR nya rendah.
46. Panjang URL Halaman Website; Menurut catatan di Search Engine Journal, website dengan URL yang panjang kurang baik rankingnya di mesin pencari.
47. URL Path; Halaman posts atau pages yang dekat ke homepage cenderung mendapatkan peningkatan otoritas.
48. Human Editors; Meskipun belum ada konfirmasi dari Google mengenai hal ini, pihak Google sudah mengajukan paten untuk sebuah sistem yang memungkinan Human Editors mempengaruhi SERP Google.
49. Halaman Kategori; Halaman kategori adalah salah satu sinyal relevansi antar konten. Halaman yang menjadi bagian dari kategori terkait akan mendapatkan peningkatan relevansi dibandingkan dengan halaman lain yang berada pada kategori yang tidak berhubungan atau kurang terkait.
50. WordPress Tags: Tag adalah sinyal relevansi pada website WordPress yang lebih spesifik. Menurut Yoast.com, satu-satunya cara meningkatkan SEO website Anda adalah dengan menghubungkan satu konten dengan konten lain, dan lebih khusus lagi sekelompok posting yang masih terkait satu sama lain yang dibuat dalam tags (menandai).
No comments:
Post a Comment